BEENEWS.CO.ID – Dalam sembilan hari terakhir, cuaca dingin ekstrem tengah menyelimuti wilayah Afghanistan. Akibat cuaca ekstrem tersebut, sedikitnya 78 orang tewas akibat cuaca dingin yang membekukan.
Juru Bicara Kementerian Penanggulangan Bencana Taliban, Shafiullah Rahimi, menuturkan cuaca ekstrem tersebut membuat efek domino yang cukup signifikan. Lantaran tak hanya menyebabkan jatuhnya korban manusia, namun juga lainnya.
“Puluhan orang tewas, lebih dari 77.000 hewan ternak juga mati membeku dalam beberapa hari terakhir,” ujar Shafiullah, seperti dilansir dari CNN, pada Jumat (20/1/2023).
Saat ini, diketahui suhu udara di wilayah Afghanistan tercatat turun drastis hingga minus 28° Celsius pada akhir pekan lalu. Dengan kekhawatiran, suhu akan terus merosot, dan kondisinya akan semakin dingin.
Hal itu membuat suhu dingin tersebut berada di bawah angka rata-rata untuk tahun ini. Dan menurut Pakar Meteorologi CNN, suhu paling dingin tercatat ada di bagian utara Afganistan.
Tak cukup sampai di situ, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan pada Perserikatan Bangsa-bangsa (UNOCHA) di Afghanistan menyatakan, bahwa matinya hewan ternak akan memberikan risiko lebih lanjut bagi keluarga-keluarga yang tinggal di Afganistan.
Di mana lebih dari 21 juta orang, akan sangat membutuhkan dukungan pangan dan pertanian, guna memenuhi aktivitas kehidupan.