KOTIM, BEENEWS.CO.ID – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Sampit menindaklanjuti laporan tentang kemunculan buaya di parit irigasi dan kemunculan serta gangguan beruang madu di sekitar perumahan trans dan ladang milik warga di wilayah Desa Handil Sohor Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kotawaringin Timur.
“Setelah mendapat arahan dan petunjuk dari pimpinan, maka hari ini petugas BKSDA dengan dibantu seorang anggota Manggala Agni Sampit melakukan observasi ke lokasi,” kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah, Senin (16/1/2023).
“Saat giat observasi petugas menemukan jejak (cakar) beruang di dahan pohon nangka dan buah nangka yang telah habis dimakan,” ujarnya.
Menurut keterangan warga dan ketua RW setempat, beruang terlihat berjumlah 3 ekor (1 kecil, 2 besar) yang berada di wilayah ladang warga dan 2 ekor (1 besar dan 1 ukuran remaja) yang terlihat berada di sekitar pemukiman.
“Setelah laporan awal dari warga, sudah kami lakukan pemantauan selama 4 hari. Beruang tetap berada di sekitar pemukiman warga. Akhirnya dilakukan upaya penangkapan dengan memasang perangkap,” jelas Muriansyah.
Sementara itu, terkait kemunculan buaya, menurut warga buaya makin sering terlihat dan berjumlah lebih dari 1 ekor, berukuran 1 hingga 2 meter.
“Kami telah melakukan koordinasi ke kantor Desa Bagendang Hulu dan Desa Handil Sohor, lalu memberikan pengarahan pada warga terkait perilaku beruang dan buaya. Kami juga menjelaskan hal-hal yang sebaiknya dilakukan saat berjumpa dengan satwa-satwa tersebut dan hal-hal yang sebaiknya dilakukan agar satwa-satwa tersebut tidak datang ke sekitar pemukiman,” terangnya.
“Lokasi pemasangan plang/spanduk, 1 buah di muara Sungai Sampit, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, 1 buah di parit irigasi di Desa Handil Sohor Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, dan dipasang 1 set perangkap beruang di trans jalur 1, wilayah Desa Handil Sohor,” pungkas Muriansyah.
(Cath)