JAKARTA, BEENEWS.CO.ID – Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Hidayatullah mengkritisi rencana pemerintah yang akan memberikan subsidi sebanyak Rp5 triliun untuk kendaraan listrik.
Menurutnya kebijakan tersebut kurang tepat, terlebih Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mobil listrik maupun hybrid sangat minim.
“Mobil ini merupakan barang mewah tapi rencana insentif pembeliannya mencapai puluhan juta berasal dari uang rakyat,” ujar Hidayatullah dalam keterangannya, Senin (16/1/2023).
Legislator Fraksi PKS ini menyebut jika alasan insentif mobil listrik karena ramah lingkungan tidak tepat. Mengingat pasokan listrik tanah air masih menggunakan batubara yang berpolusi tinggi.
“Di Eropa sumber listrik dari energi terbarukan dari angin dan matahari meningkat, sementara indonesia sekitar 61 persen sumber listriknya masih dari batubara,” ujarnya.
Caleg asal Medan ini juga mengingatkan bahwa proses pembuatan baterai kendaraan listrik, penambangan logam, dan mineral dapat menimbulkan kerusakan serta pencemaran lingkungan.
“Belum limbah baterai mobil listrik yang beracun dan sampai sekarang tidak bisa didaur ulang,” katanya.
Anggota Komisi XI DPR RI ini menolak kebijakan subsidi yang tidak akurat. Menurutnya, pemerintah harus fokus subsidi dan insentif untuk transportasi publik dahulu karena uangnya berasal dari anggaran negara.
“Dengan transportasi publik dibenahi, warga beralih pada kendaraan umum, polusi berkurang, macet berkurang, yang pada akhirnya akan ramah lingkungan juga,” ujarnya.
Hidayatullah menyebut dalam kurun beberapa tahun belakangan angkutan umum kian berkurang, angkutan pedesaan, angkutan kota, bis umum sudah banyak hilang.
“Jelas konsumi BBM makin meningkat, karena pemerintah kurang berpihak pada transportasi publik. Tanpa kebijakan yang komprehensif pengunaan uang rakyat akan tidak tepat sasaran,” ujarnya.
(Fakhry)