BEENEWS.CO.ID – Di tengah guyuran hujan, sebanyak 20 ribu warga Israel melakukan aksi demonstrasi untuk menolak pemerintahan baru di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dilansir dari AFP, para demonstran kompak turun ke jalanan di tiga kota yang ada, seperti Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa, pada Sabtu, (14/01/2023).
“Kepolisian memperkirakan 20 ribu orang mengikuti demonstrasi di Tel Aviv. Tak hanya di Tel Aviv, demonstrasi juga terlihat di depan kediaman Netanyahu di Yerusalem, juga di Kota Haifa”.
Para demonstran juga turut membawa spanduk-spanduk protes, bertuliskan berbagai slogan anti-pemerintah, seperti “Pemerintahan Memalukan” dan “Turunkan Diktator!”
Atas aksi tersebut, demonstrasi penolakan terhadap Netanyahu menjadi aksi demonstrasi terbesar, setelah Pemerintahan Netanyahu mengambil alih kekuasaan di Israel, pada Desember lalu.
Diketahui, para demonstran menolak rencana Netanyahu untuk mereformasi aturan mengenai Mahkamah Agung.
Mereka menganggap, perubahan itu dapat melemahkan independensi proses kehakiman, melindungi korupsi, melanggar hak asasi kelompok minoritas, dan meruntuhkan kredibilitas sistem pengadilan.
“Pegang bendera Israel di satu tangan, dan payung di tangan lainnya. Keluarlah untuk melindungi demokrasi dan hukum di negara Israel,” ucap mantan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, yang turut mengikuti demo di Tel Aviv.
Sebagai tambahan, dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Channel 13 TV pekan lalu, sebanyak 53 persen responden sepakat untuk menolak rencana reformasi aturan tersebut. Sementara 35 persen lainnya, mengangguk setuju.
(Abdul)