SURABAYA, BEENEWS.CO.ID – Wali Kota Surabaya menghimbau kepada seluruh warga Surabaya untuk memberikan peran dan kontribusi masing-masing guna mempercepat laju perekonomian.
Hal ini dilakukan sebagai langkah dalam menindaklanjuti keputusan Presiden untuk mencabut status Kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyakarat (PPKM) pada Jumat (30/12/2022) lalu.
Eri menjelaskan, bahwa Pemkot Surabaya tetap berhasil meningkatkan laju ekonomi menjadi 7,17 persen pada tahun 2022 ketika masih menerapkan kebijakan PPKM.
Selanjutnya, pihaknya akan mengumpulkan RT/RW di setiap kelurahan dan menjelaskan strategi Pemkot Surabaya dalam percepatan kegiatan perekonomian.
“Sebenarnya PPKM kita sudah bisa melakukan sampai dengan 7,17 persen. Selanjutnya, kita akan memanggil mengumpulkan semua RT/RW bergantian per kelurahan. Kita akan sampaikan strategi dan paparan kita, karena pembangunan, penyelesaian permasalahan kemiskinan dan pengangguran itu juga bergantung peran serta masyarakat,” kata Eri, Selasa (3/1/2022).
Di sisi lain, Eri menjelaskan bahwa Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya akan tetap bertugas.
Hal ini disampaikan usai mengikuti Rapat Koordinasi Penjelasan Pencabutan PPKM yang digelar secara daring oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI dengan diikuti seluruh Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia.
“Hasil rapat ini PPKM ditiadakan, tapi tetap ada catatan. Pertama, bagaimana Satgas Covid-19 tetap ada untuk mencegah lonjakan. Kedua, disampaikan pada pemakaian masker di tempat keramaian dan ruang tertutup. Kalau ada orang yang merasa (bergejala) sakit (Covid-19) maka dilakukan isolasi secara mandiri,” ujar Eri.
Oleh karena itu, Eri mengingatkan kepada masyarakat Kota Surabaya pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah laju Covid- 19. Karena menuturnya, apabila terjadi kenaikan angka kasus Covid-19 lagi, hal ini pasti di akibatkan oleh kemunculan varian baru.
“Disampaikan pak Menkes (Budi Gunadi) juga, COVID-19 ini bukan karena tahun baru atau lebaran tetapi karena setiap varian baru mereka ada lonjakan. Insya Allah sampai dengan Agustus kita akan melakukan itu sambil melihat pergerakan-pergerakan. Kalau nanti sampai Agustus itu tidak ada lonjakan maka dilakukanlah endemi,” tandasnya.
(Jeni)