Indikasi pemulihan sektor logistik terjadi tidak hanya pada tingkat nasional tetapi juga pada tingkat regional dan global.
Namun demikian, konsistensi pertumbuhan itu akan menghadapi tantangan pada tahun 2023 termasuk ancaman resesi.
SCI memprediksi kontribusi sektor itu terhadap produk domestik bruto (PDB) hingga akhir 2022 mencapai Rp957,9 triliun setelah pada tahun sebelumnya sebesar Rp719,6 triliun. SCI juga memprediksi kontribusi itu akan menembus angka Rp1.090,2 triliun pada 2023.
Namun dalam menyambut optimisme pertumbuhan sektor logistik 2023 terdapat beberapa permasalahan yang masih harus diperhatikan.
Pertama, regulasi logistik yang sampai saat ini belum efektif termasuk implementasi Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas).
Kedua, biaya logistik yang masih tinggi dan perlu diupayakan peningkatan efisiensi pada proses transportasi karena biaya transportasi berkontribusi sekitar 70 persen dari biaya logistik total.
Ketiga, ancaman resesi dan ketidakpastian rantai pasok global. Diperlukan penguatan dan peningkatan efisiensi logistik dan rantai pasok terutama untuk mengurangi ketergantungan terhadap rantai pasok global.
(Tbk/Rez/InfoPublik.id)