SURABAYA, BEENEWS.CO.ID – Tiga mahasiswa Universitas Jember (Unej), Jawa Timur meneliti aerogel berbahan rami untuk mengatasi tumpahan minyak (oil spill) di laut.
Tumpahan yang disebabkan oleh bencana alam ini sangat berbahaya bagi ekosistem di perairan laut.
Penelitian ini dilakukan oleh, Sofiatul Hasanah dari Program Studi Kimia FMIPA, dan dua mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik, Difka Augustina Diana Sari dan M. Khoirunnafiuddin.
Ketiga mahasiswa ini dibimbing oleh dosen Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Dr. M. Maktum Muharja Al Fajri itu menambahkan materi graphene oxide (GO) dan N,N’ Methylenebisacrylamide (MBA), mereka mengembangkan aerogel berbahan tanaman rami guna menyerap tumpahan minyak di laut.
“Metode yang banyak dikembangkan saat ini dan dianggap efektif yaitu penggunaan bioadsorben yang dinilai ramah lingkungan sehingga tidak berdampak negatif terhadap ekosistem laut,” kata Ketua Tim Mahasiswa Unej, Sofiatul Hasanah di Jember, Selasa (27/12/2022).
Sofiatul juga turut menjelaskan betapa bahayanya tumpahan minyak di laut. Karena hal ini dapat mengakibatkan hewan dan tumbuhan mati akibat senyawa hidrokarbon yang terkandung pada minyak yang bersifat mudah terbakar dan beracun.
“Ekosistem laut yang terkena tumpahan laut pun membutuhkan waktu lama untuk kembali sedia kala, bahkan terancam tak pernah pulih,” tuturnya.
Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak kerusakan dari bencana tumpahan minyak di laut, salah satu caranya adalah dengan segera membersihkan laut yang terkena tumpahan.
Ia menambahkan, sebenarnya ada banyak cara yang diterapkan untuk mengatasi bencana tumpahan minyak di antaranya metode remediasi kimia, penggunaan oil skimmer, penyemprotan dispersant, dan pembakaran in-situ.
Namun untuk setiap metode yang dipakai, tentu saja ada banyak kekurangannya. Diantaranya adalah waktu yang lama, tidak ramah lingkungan dan mahal.
Sementara penggunaan bioadsorben untuk mengatasi tumpahan minyak di laut dinilai ramah lingkungan sehingga tidak berdampak negatif terhadap ekosistem laut.
“Salah satu bioadsorben yang dikembangkan adalah aerogel, yakni bahan padat namun dengan kepadatan rendah atau massa jenis rendah sehingga dapat menyerap bahan tertentu seperti minyak,” ujarnya.
Bedanya, tim mahasiswa Unej membuat aerogel berbahan biomassa yakni limbah tanaman rami. Tanaman rami dipilih karena memiliki kandungan selulosa tinggi yaitu mencapai 88,5 persen dan tersedia melimpah di Indonesia.
Tidak hanya menggunakan limbah batang rami, karena penambahan itu mendapatkan kapasitas penyerapan minyak yang lebih tinggi.
Ia berharap hasil penelitiannya bisa menjadi sumbangsih nyata terhadap upaya mengatasi tumpahan minyak di lautan mengingat kejadian serupa juga pernah terjadi di Indonesia.
(Jeni)